INILAH.COM, Jakarta- Peneliti secara sensasional mengklaim telah
menemukan sisa-sisa bahtera Nuh di puncak gunung Turki setinggi 13 ribu
kaki. Apakah klaim ini benar?.
Grup ini mengklaim unsur karbon yang terkandung telah membuktikan
bahwa peninggalan ini berusia 4.800 tahun, sama dengan waktu ketika
kapal itu diceritakan mengapung.
Gunung Ararat telah lama diperkirakan sebagai tempat peristirahatan
terakhir bagi kapal itu oleh ahli literatur berdasarkan kitab suci.
Yeung Wing-Cheung, dari tim peneliti Noah’s Ark Ministries
International yang mendapatkan penemuan itu mengatakan “Ini memang bukan
100 persen kapal Nuh, namun kami berpikir 99,9 persen bahwa ini benar.”
Telah ada beberapa laporan penemuan kapal Nuh selama bertahun-tahun,
terutama penemuan dari arkeolog Ron Wyatt pada 1987. Pada saat itu,
pemerintah Turki secara resmi mengumumkan taman nasional di sekitar
tempat penemuan berupa benda dengan potongan mirip kapal yang membentang
di sepanjang gunung Ararat.
Namun demikian, penemuan terbaru ini diyakini merupakan artefak yang
sebenarnya, berdasarkan peneliti asal Belanda, Gerrit Aalten yang
dipanggil untuk ditanyai keabsahan penelitian ini.
“Signifikasi penelitian ini ialah yang pertama dalam sejarah dari
penemuan kapal Nuh yang berhasil di dokumentasikan dan diungkapkan
kepada masyarakat luas,” ujar Aalten.
Ia juga banyak mengutip rincian yang dicocokkan dengan sejarah dan
dipercaya bahwa ini penemuan arkeologi yang sebenarnya.“Ada sejumlah
bukti dari struktur benda yang ditemukan di Gunung Ararat sebelah timur
Turki, sebagai bahtera Nuh yang legendaris,” ujar Aaltern.
Perwakilan dari pihak Noah’s Ark Ministries mengatakan bahwa struktur
benda ini memiliki beberapa kompartemen, beberapa dengan kayu balok
yang dipercaya sebagai tempat tinggal bagi hewan. Kelompok arkeolog
mengesampingkan pemukiman penduduk yang ditemukan sekitar 11 ribu kaki
sekiatarnya, ujar Yeung.
Selama konferensi pers, anggota tim Panda Lee menggambarkan lokasi
situs tersebut. “Di Oktober 2008, saya mendaki gunung dengan tim Turki
di ketinggian lebih dari 4 ribu meter, saya melihat struktur bangunan
yang dibentuk mirip papan kay, setiap kayu memiliki lebar 8 inci. Saya
dapat melihat sambungan kayu, di mana merupakan bukti kuno soal
penggunaan paku logam.”
“Kami kemudian berjalan sekitar 100 meter di tempat lain. Saya
melihat potongan fragmen kayu yang tertanam di gletser dan beberapa
sepanjang 20 meter. Saya mengamati landscape dan menemukan struktur kayu
yang permanen tertutup es dan batuan vulkanik.
”Pejabat lokal Turki akan meminta pemerintah pusat di Ankara untuk
mengajukan status Warisan Dunia UNESCO sehingga situs ini dapat
dilindungi sementara penggalian arkeologi utama dilakukan”.[ito]
Thursday, April 29, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment